Kamis, 20 Juni 2013
Masalah Kesehatan Anak
1. Diare
Diare dapat disebabkan oleh alergi makanan, gangguan pencernaan, dan infeksi. Anda harus mengambil tindakan khusus dalam kasus tersebut. Berikan anak minuman yang berasal dari campuran gula dan garam. Jika tak kunjung membaik, segera bawa anak Anda ke dokter.
2. Demam
Sebagian besar anak sering menderita demam. Penyakit ini bisa disebabkan oleh pilek atau infeksi bakteri dalam tubuh. Ini bukan masalah kesehatan yang bisa diabaikan begitu saja. Segera konsultasikan dengan dokter, ketika anak mengalami demam tinggi. Penanganan yang cepat dapat memberi hasil terbaik untuk kesehatan anak Anda.
3. Pilek
Pilek adalah salah satu penyakit umum yang diderita oleh anak. Ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus yang disertai dengan hidung tersumbat dan demam. Jika kondisi suhu tubuh terus meninggi, itu bisa menjadi gejala influenza atau pneumonia.
4. Masalah perut
Sakit perut, sembelit, dan asam lambung adalah beberapa penyakit umum yang diderita oleh anak. Kasus ini berhubungan dengan kebiasaan makan anak sehari-hari. Anak-anak juga memiliki kecenderungan memasukkan benda asing ke dalam mulut mereka. Nah, kebiasaan dapat dengan mudah menyebarkan bakteri ke dalam tubuh.
5. Ruam-ruam merah
Ruam-ruam merah disebabkan oleh masalah alergi pada kulit. Meskipun tidak menular, penyakit ini akan cukup merepotkan Anda. Anak-anak paling tidak tahan dengan masalah kulit seperti ruam. Alhasil, mereka jadi gampang rewel dan menggaruk ruam tersebut.
Sumber : merdeka.com
Selasa, 04 Juni 2013
Anak Anda Agresif?
Tubuh manusia merupakan mekanisme kompleks yang dapat memberikan sinyal saat mengalami kejadian tertentu. Salah satunya adalah keringat.
Jika Anda mengamati lebih jeli, keringat tidak hanya muncul saat seseorang berolahraga, tetapi juga pada kondisi lain seperti cemas, stres, dan ketakutan, kondisi yang juga dialami bayi berumur kurang dari 3 tahun.
Studi terbaru mengungkap bahwa bayi yang sedikit berkeringat saat merasa ketakutan akan menunjukkan agresivitas fisik dan verbal yang lebih tinggi saat menginjak tahun ketiga.
Untuk memastikan hal ini, tim peneliti dari School of Psychology, Cardiff University, Inggris, memasang elektroda perekam pada kaki beberapa bayi berusia satu tahun sekaligus mengukur skin conductance activity , untuk mengetahui berapa banyak keringat yang dihasilkan bayi-bayi tersebut saat ketakutan.
Hasilnya, bayi dengan SCA yang rendah saat tidur dan ketakutan, cenderung lebih agresif baik secara fisik dan verbal saat mereka menginjak usia 3 tahun. Hasil ini didapat dari para ibu yang diminta untuk mencatat perkembangan anak-anak mereka hingga tahun ketiga pasca penelitian.
Salah satu peneliti bernama Stephanie van Goozen mengatakan bahwa temuan ini membuka peluang untuk mengidentifikasi anak-anak yang berisiko memiliki perilaku agresif seiring pertumbuhan mereka.
Sekaligus membuka peluang untuk membuat program pencegahan agar sifat agresif tersebut tidak menjadi perilaku antisosial di masa mendatang, seperti dilansir Health24.
Sumber : vemale.com
Langganan:
Postingan (Atom)